Pasar Bawah Ramayana Bandar Lampung Rindu Masa Kejayaan
FAJARSUMATERA – Pasar Bawah Ramayana dahulu menjadi tempat favorit warga Kota Bandar Lampung dan sekitarnya untuk berburu berbagai barang loak dengan harga terjangkau. Beragam barang seperti buku bekas, sepatu, sandal, hingga pakaian, tersedia di pasar yang terletak di bawah pusat perbelanjaan Ramayana di Jalan Raden Intan, Gunung Sari, Enggal Kota Bandar Lampung, Rabu (13/11/2024).
Selain barang loak, Pasar Bawah Ramayana juga terkenal sebagai pusat grosir aksesoris. Di sini, pengunjung bisa menemukan berbagai aksesoris, mulai dari kalung, cincin, gantungan kunci hingga souvenir unik dengan harga yang sangat terjangkau.
Namun, daya tarik Pasar Bawah Ramayana mulai memudar seiring perkembangan zaman. Minat masyarakat terhadap belanja online yang semakin tinggi membuat banyak pedagang di Pasar Bawah kehilangan pelanggan. Tidak sedikit kios yang terpaksa gulung tikar karena kesulitan bersaing. Kondisi ini menjadi keprihatinan tersendiri, mengingat pasar ini telah menjadi ikon bagi warga Lampung selama puluhan tahun.
Warga Bandar Lampung mengenal Pasar Bawah sebagai pusat belanja grosir yang menawarkan barang-barang murah dan beragam. Namun, kehadiran e-commerce dan platform belanja online telah mengubah gaya belanja masyarakat. Mudahnya berbelanja dari rumah membuat pengunjung semakin jarang datang ke pasar tradisional, termasuk Pasar Bawah.
Salah satu pedagang di Pasar Bawah, Sulastri yang sudah berjualan aksesoris selama 10 tahun mengungkapkan bahwa kondisi pasar semakin sepi sejak pandemi. “Sebelum ada belanja online saja, pengunjung sudah mulai berkurang. Sekarang, dengan semakin populernya belanja online, tambah sulit lagi. Banyak kios yang akhirnya tutup karena sepi pembeli,” ujarnya.
Toni, seorang pedagang buku bekas, juga merasakan hal serupa. Ia bercerita bahwa pasar ini dahulu selalu ramai, terutama pada akhir pekan. “Dulu setiap hari ramai, apalagi Sabtu-Minggu. Sekarang hanya sedikit yang datang. Kebanyakan orang lebih memilih beli barang bekas lewat online. Saya berharap pasar ini bisa kembali hidup seperti dulu,” ungkapnya.
Di sisi lain, masih ada pengunjung setia yang memiliki daya tarik tersendiri berbelanja langsung di pasar tersebut. Mita (28) yang sudah sejak kecil berbelanja di Pasar Bawah, mengaku lebih suka datang langsung untuk berbelanja. “Belanja di sini beda rasanya bisa pilih-pilih langsung dan tawar-menawar. Serunya lagi, kita bisa cari barang yang beda, yang kadang nggak ada di tempat lain. Saya berharap pasar ini bisa lebih dipromosikan, supaya anak muda tahu dan mau datang ke sini,” katanya.
Pengunjung lain, Anto (35) yang mengaku sering berbelanja di sini sejak masa kuliah. Ia merasa perihatin dan berharap agar Pasar Bawah dapat kembali menarik minat masyarakat. “Dulu ramai banget, sayang kalau sampai tutup. Semoga ada bantuan atau program promosi buat pasar ini supaya bangkit kembali,” tutupnya. (Liya)