Kue Putu Legendaris Jadi Kenangan Nostalgia
FAJARSUMATERA – Kue putu adalah salah satu jajanan tradisional yang legendaris di Indonesia sejak zaman dahulu. Pada saat keliling, kue ini mengeluarkan suara khas “tuuut… tuuut…” dari alat kukusnya. Namun, kini kue putu semakin sulit ditemukan di tengah persaingan dengan maraknya makanan-makanan modern yang lebih banyak diminati, Jum’at (15/11/2024).
Kue putu dikenal sebagai jajanan berbahan dasar tepung beras, berisi gula merah yang dimasak secara tradisional menggunakan bambu sebagai cetakan dan ditaburi dengan kelapa parut. Aroma khas dari daun pandan semakin menambah cita rasa lezat, gurih, lembut dan manis yang sangat digemari banyak orang.
Salah satu penjual kue putu legendaris di daerah Way Halim, Pakde, menceritakan perjalanan usahanya yang telah berjalan hampir lima tahun. “Dulu saya menggunakan sepeda, sekarang saya keliling dengan sepeda motor, menjual kue putu ini dari satu tempat ke tempat lain,” kata Pakde.
Meskipun cara berjualannya berubah, cita rasa kue putunya tetap sama dan disukai banyak orang. Usaha Pakde cukup menguntungkan. Ia menambahkan, “Keuntungannya seperti kuli bangunan, sekitar Rp300.000 per hari,” tambahnya.
Seiring dengan berkembangnya tren makanan modern, kue putu yang dulunya hanya tersedia di pasar tradisional atau di penjual keliling kini semakin jarang ditemui. Namun, bagi masyarakat yang masih mengingat kenikmatan kue putu tradisional, kehadiran Pakde dengan kue putu legendarisnya tetap menjadi pilihan favorit.
Dini, seorang siswi Sekolah Dasar yang sedang membeli kue putu Pakde mengatakan, “Saya suka banget sama kue putu Pakde, kalau dengar suara ‘tuuut… tuuut…’ dari jauh, saya dan teman-teman langsung lari ke gerobak Pakde. Rasanya enak banget, manis dan lembut. Kue putu yang hijau dan ada kelapanya itu bikin nagih, apalagi makannya pas masih hangat, enak banget rasanya,” katanya dengan penuh semangat.
Selain itu, Siska (32) mengungkapkan rasa rindunya terhadap kue putu yang hampir punah, “Rasanya tidak pernah berubah dari dulu. Saya ingat, kue putu ini dulu sering saya beli waktu kecil, dan sekarang saya malah membelikannya untuk anak-anak saya. Tekstur kue putunya lembut, manisnya pas, dan kelapanya masih segar. Kue putu ini jadi salah satu jajanan nostalgia yang membawa kenangan masa kecil. Selain itu, harganya juga terjangkau, jadi cocok untuk camilan keluarga,” ujarnya dengan tersenyum.
Dengan harga yang terjangkau hanya Rp 1.000 per buah, kue putu tidak hanya mengobati kerinduan akan makanan tradisional, tetapi juga menjadi pilihan kuliner yang banyak digemari masyarakat. Tentu saja, keberadaan penjual kue putu seperti Pakde sangat membantu melestarikan kuliner legendaris ini yang kini semakin langka. (Liya)