Webinar Kemkominfo di Lampung Timur, Bahas Tantangan Hoaks di Dunia Pendidikan

LAMPUNG TIMUR – Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi digital membuat arus informasi kian tak terbendung. Kemajuan tersebut niscaya melahirkan infobesitas, atau kelebihan suplai informasi yang meluap ke semua lini kehidupan. Tak terkecuali dunia pendidikan.
Agar pelajar memiliki kecakapan menengarai hoaks di dunia digital dan bahayanya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung akan kembali menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Lampung Timur, Senin (19/8) pagi, pukul 09.00 WIB.
Mengusung tema ”Tantangan Hoaks di Dalam Dunia Pendidikan”, diskusi online yang akan diikuti pelajar dan tenaga kependidikan dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.
Mereka adalah pegiat literasi digital Indonesia Moh Rouf. Azizi, Pengawas SMA Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Dermawati, akademisi Universitas Dr. Soetomo Surabaya (Unitomo) Meithiana Indrasari, dan Nabila Amanda Putri selaku moderator.
”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera1908. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Minggu (18/8).
Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, hoaks atau berita palsu bisa mengancam kehidupan berbangsa dan kelangsungan bernegara. Hoaks yang kini banyak menyasar dunia pendidikan, juga dapat merusak moral pelajar sebagai generasi penerus bangsa.
”Untuk menangkal hoaks di dunia pendidikan, guru, siswa dan orangtua mesti bekerja sama. Saling berkolaborasi sebagai satu sinergi teman diskusi saat menghadapi hoaks di ruang belajar mengajar,” jelas Kemkominfo dalam rilis.
Cara mengatasi hoaks, lanjut Kemkominfo, pelajar perlu mewaspadai judul berita yang provokatif, cermati sumber berita atau alamat situs, cek keaslian foto, membaca keseluruhan berita (bukan hanya judul), dan ikuti grup komunitas antihoaks.
”Contoh hoaks di dalam dunia pendidikan: belum lama ini beredar di media sosial narasi penghapusan pendidikan agama dalam rencana peta jalan pendidikan 2020-2035. Padahal informasi tersebut sepenuhnya hoaks,” tegas Kemkominfo.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Lampung Timur, Lampung, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*)