Fenomena FOMO, Kritis Terhadap Berita Viral: Topik Webinar Kominfo di Lamsel
LAMPUNG SELATAN – Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) atau kekhawatiran kehilangan momen dan tertinggal sebuah tren, kini melanda banyak remaja di Indonesia. Akibat fenomena FOMO dan keinginan untuk mengkritisi sebuah berita viral, mendorong pengguna rela melakukan apa pun demi mengikuti tren di kalangan mereka.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung akan kembali menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (22/8) siang, pukul 13.00 WIB.
Mengusung tema ”Fenomena FOMO, Kritis Terhadap Berita Viral”, diskusi online yang akan diikuti pelajar dan tenaga kependidikan dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.
Mereka adalah Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan Andika Cahyani Jelisia, Ketua Umum P2BPT Meithiana Indrasari, Chief Operating Regional East Java for Small Business Eko Pamuji, dan Firdha selaku moderator.
”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera220824. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Rabu (21/8).
Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, fenomena FOMO dapat menjadi penyakit baru lantaran remaja jadi sangat tergantung dengan media sosial. Padahal, tren tersebut belum tentu dibutuhkan dan bermanfaat bagi kehidupannya.
”Sehingga kita secara sadar akan mengeluarkan uang berlebihan, hanya karena ingin diakui dan sering kali mendorong ke arah perbuatan kejahatan penipuan (cybercrime),” jelas Kemkominfo dalam rilis.
Individu yang mengalami FOMO, lanjut Kemkominfo, akan menggunakan media sosial secara berlebihan. Misalnya, sesaat setelah bangun tidur, saat makan, bahkan saat berkendara.
”Bahkan, muncul pernyataan ’Instagramnya jangan lupa dikasih makan’. Artinya, pengguna media sosial diharuskan untuk selalu update tentang informasi apa pun di media sosial,” imbuh Kemkominfo.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Lampung Selatan, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*)