Webinar Kominfo di Lampung Barat, Ajak Pelajar Waspadai Rekam Jejak Digital di Internet
LAMPUNG BARAT – Jejak digital merupakan data atau rekaman informasi yang ditinggalkan saat menggunakan internet dan perangkat digital lainnya. Jejak digital yang susah dihapus itu dapat berupa unggahan di media sosial, ulasan di forum, aktivitas berbelanja di e-commerce, dan aktivitas digital lainnya.
Agar pengguna digital memahami dan berhati-hati terhadap rekam jejak digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung akan kembali menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Lampung Barat, Senin (26/8) siang, pukul 13.00 WIB.
Mengusung tema ”Waspada Rekam Jejak Digital di Internet”, diskusi online yang akan diikuti pelajar dan tenaga kependidikan dengan cara menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.
Mereka adalah pegiat literasi digital Indonesia Moh. Rouf Azizi, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat Asep Suganda, dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) Denny Yudiantoro, dan Firdha selaku moderator.
”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera260824. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Minggu (25/8).
Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, jejak digital dapat dibuat secara sadar atau tidak. Misalnya, ketika kita mengizinkan website membaca cookies, website dapat menyimpan rekam jejak digital dan aktivitas online yang kita lakukan. Dengan data cookies, website dapat merekomendasikan iklan yang mungkin kita sukai.
”Jejak digital dapat mempengaruhi bagaimana orang lain memandang kita. Karenanya, penting untuk memahami rekam jejak digital, terutama dalam memahami, mengetahui, dan memverifikasi data,” jelas Kemkominfo dalam rilis.
Kemkominfo menambahkan, ada dua jenis jejak digital, yaitu: jejak digital pasif yang tidak berbahaya, dan jejak digital aktif, yang mencakup data yang kita kirimkan di internet atau platform digital.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Lampung Barat, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*)