Webinar Kominfo di Lampung Timur, Bahas Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan
LAMPUNG TIMUR – Salah satu risiko yang tak banyak diketahui pengguna digital, yaitu menyangkut keberadaan rekam jejak digital. Sebab, jejak digital yang tertinggal abadi di server internet itu bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk melancarkan kejahatan. Begitu pun jejak digital di ranah pendidikan, keberadaannya juga bisa merugikan.
Agar pengguna digital mampu memahami bahaya rekam jejak digital yang tertinggal di internet, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung akan kembali menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Lampung Timur, Selasa (27/8), mulai pukul 13.00 WIB.
Mengusung tema ”Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan”, diskusi online yang akan diikuti pelajar dan tenaga kependidikan dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.
Mereka adalah Kepala Sekolah UPTD SMPN 1 Sekampung Udik dan Ketua MKKS_SMP Lampung Timur Fajar Mundoko, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Buku Perguruan Tinggi Meithiana Indrasari, Chief Operating Regional East Java Asia Council for Small Business Eko Pamuji, dan Nabila Amanda Putri selaku moderator.
”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera2708. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Senin (26/8).
Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, aktivitas digital warganet – sadar atau tidak – akan meninggalkan rekam jejak digital. Unggahan foto, aktivitas berbagi pesan, mengunjungi laman situs, unggahan konten atau meninggalkan komentar, mengisi data pribadi, internet banking dan lainnya, merupakan jejak digital yang tanpa sadar akan tersimpan secara abadi di internet.
”Dunia digital memiliki jangkauan yang luas, tidak terbatas ruang dan waktu, mudah diterima serta dibagikan. Jejak digital juga mudah diakses banyak orang dalam waktu singkat,” jelas Kemkominfo dalam rilis.
Kemkominfo menambahkan, banyak warganet yang menyadari adanya rekam jejak digital. Buktinya, masih sering ditemukan adanya komentar kasar atau penyebaran informasi hoaks di dunia digital terkait dunia pendidikan.
”Ancaman terbesar kaum muda di situs media sosial adalah rekam jejak digital yang bisa menentukan reputasi dan masa depan mereka. Jejak digital merupakan rekam atau bukti yang ditinggalkan setelah aktivitas di internet yang berpotensi untuk dicari, dicuri, dipublikasi, dan dikutip orang lain,” imbuh Kemkominfo.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Lampung Timur, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*)