Webinar Kominfo di Lampung Tengah, Ajak Pelajar Lawan Hoaks di Media Sosial

LAMPUNG TENGAH – Pesatnya perkembangan telepon pintar membuat publik semakin mudah mengakses beragam informasi dan berita hanya dalam genggaman tangan. Imbasnya, informasi palsu ikut tersebar dengan mudah yang, bagi sejumlah orang, malah diyakini sebagai kebenaran.
Untuk melawan hoaks yang bertebaran di media sosial, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, akan kembali menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah, Kamis (29/8) pagi, pukul 09.00 WIB.
Mengusung tema ”Lawan Hoaks di Media Sosial”, diskusi online yang akan diikuti pelajar dan tenaga kependidikan dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.
Mereka adalah dosen Praktisi Bisnis Digital Universitas Jambi Riyanto, tenaga pendidik SMPN 2 Seputih Agung – Lampung Tengah Lica Dewi Septiana, Ketua Program Studi S1 Kewirausahaan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo M. Adhi Prasnowo, dan Nabila Amanda Putri selaku moderator.
”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera290824. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Rabu (28/8).
Terkait tema diskusi, Kemkominfo menegaskan, informasi palsu atau hoaks kini kian bertebaran di lini masa media sosial. Hoaks menyebar lewat media sosial seperti Facebook, WhatsApp, maupun platform media sosial lainnya.
”Tersedianya beragam fitur aplikasi edit gambar (foto) dengan dukungan fasilitas pengoperasian yang mudah, membuat setiap orang bisa memproduksi hoaks. Tinggal pasang foto, lalu diberi judul dan disebarkan,” jelas Kemkominfo dalam rilis.
Jika dibiarkan, sambung Kemkominfo, informasi hoaks bisa mengakibatkan perpecahan sesama anak bangsa. ”Hoaks merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya, atau bisa diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang meyakinkan tapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya,” imbuhnya.
Maraknya informasi hoaks, menurut Kemkominfo, setidaknya dipicu dua motif, yaitu ekonomi dan politik. Ada situs-situs yang memang sengaja dibuat dengan tujuan meningkatkan kunjungan sebanyak mungkin, dengan membuat berita penuh sensasi.
”Lawan informasi hoaks dengan cara cek silang jika menemukan judul berita yang provokatif dengan menggunakan mesin pencari Google untuk memastikan apakah berita yang dibaca, ditulis, dan diterbitkan oleh situs berita lain,” pungkas Kemkominfo.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Lampung Tengah, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*)