Gelar Webinar, Kemkominfo Ajak Pahami Keragaman dan Radikalisme di Era Digital
![](https://fajarsumatera.co.id/wp-content/uploads/2024/09/IMG-20240916-WA0029-960x640.jpg)
LAMPUNG TENGAH – Teknologi (internet) hanyalah sarana. Sebagai sarana, ia menjadi medium interaksi dan komunikasi penggunanya tanpa kecuali. Sayangnya, sifat keragaman dan keterbukaan internet banyak dimanfaatkan oleh pengguna yang berniat jahat dan aktivitas tak bertanggung jawab lainnya.
Untuk menjaga keragaman dan mengenal konten ajakan yang mengarah radikalisme, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, kembali akan menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Lampung Tengah, Selasa (17/9) pagi, pukul 09.00 WIB.
Mengusung tema ”Keragaman dan Radikalisme di Era Digital”, diskusi online yang akan diikuti pelajar dan tenaga kependidikan dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.
Mereka adalah Pengawas Sekolah SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Yusuf, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA AWS) E. Rizky Wulandari, Ketua Program Studi S1 Kewirausahaan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo (UMAHA) M. Adhi Prasnowo, dan Yoga selaku moderator.
”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera1709. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Senin (16/9).
Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, kehadiran media sosial saat ini telah membawa dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya, yaitu penyalahgunaan media sosial untuk penyebaran radikalisme. Mengutip keterangan dari United Nations Office on Drugs and Crime, setidaknya ada tujuh bentuk penyalahgunaan media sosial oleh kelompok radikal.
”Kelompok radikal menyalahgunakan media sosial untuk propaganda, perekrutan, pendanaan, pelatihan, perencanaan, penyebaran teror, dan cyber attack,” jelas Kemkominfo dalam rilis.
Banyaknya penyalahgunaan media sosial yang dilakukan kelompok radikal, menurut Kemkominfo, bisa ditangkal dengan beberapa cara. Salah satu yang dilakukan pemerintah saat ini ialah dengan menutup akun-akun radikal.
Selain itu, lanjut Kemkominfo, radikalisme juga dapat ditangkal oleh masing-masing individu dengan cara cermat memilih informasi yang diterima, sebelum menyerap maupun menyebarkannya ke orang lain. ”Mari bersama-sama lawan radikalisme agar paham tersebut tidak menyebar,” tegasnya.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Lampung Tengah, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.
Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada 2018, penetrasi internet Indonesia tercatat berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*)