Mursinah Bercocok Tanam ditengah Hiruk Pikuk Perkotaan
FAJARSUMATERA — Di tengah perumahan Korpri Raya, Musinah menjalani kehidupan baru sebagai petani setelah suaminya mengalami stroke ketika pandemi COVID-19 lalu. Sebelumnya, suaminya bekerja sebagai kuli proyek, namun kondisi kesehatan yang memburuk membuat mereka mencari sumber penghasilan alternatif. Melihat potensi lahan yang terabaikan di depan rumah mereka, Musinah mengambil langkah berani dengan meminta izin kepada pemilik lahan yang berdomisili di Jakarta. Izin tersebut diberikan, dan lahan seluas 1000 m² pun mulai dikelola untuk pertanian.
Musinah dan keluarganya mulai bercocok tanam berbagai jenis sayuran, seperti kangkung, sawi, selada, cabai, dan terong. Dengan menerapkan metode pergantian tanaman setelah panen, mereka berhasil memaksimalkan hasil pertanian. Sebagai contoh, lahan yang sebelumnya ditanami sawi kini ditanami selada, memastikan keberagaman dan kesegaran produk yang dihasilkan. Meskipun penghasilan dari penjualan sayuran bervariasi, tergantung jenis tanaman dan fluktuasi harga pasar, usaha ini telah memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan keluarga.
Musinah menjelaskan bahwa mereka tidak menjual hasil panen langsung ke pasar. Sebagai alternatif, pihak ketiga mengambil sayuran dari mereka untuk didistribusikan ke pasar. “Minggu lalu kami memanen kangkung dan menghasilkan Rp 1.500.000 dari 1000 ikat yang terjual,” ujarnya. Walaupun hasil penjualan tidak selalu stabil, mereka bersyukur karena dapat memanfaatkan lahan yang tidak dikenakan biaya sewa.
Dalam merawat tanaman, Musinah dan keluarga mengandalkan sumur bor yang ada di sekitar rumah untuk menyiram lahan setiap pagi dan siang. Kangkung, misalnya, siap dipanen dalam waktu 30 hari, sementara selada membutuhkan waktu sekitar 40 hari. Namun, mereka menghadapi tantangan berupa hama seperti kutu dan ulat yang sering menyerang tanaman. Untuk mengatasi masalah ini, mereka menggunakan pestisida, meskipun dengan frekuensi terbatas untuk menjaga kualitas tanah dan hasil pertanian.
Dengan semangat dan dedikasi, Musinah optimis bahwa usaha pertanian ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi keluarganya, tetapi juga dapat berkontribusi pada ketahanan pangan di komunitas sekitar. Ia berharap usaha ini bisa berkembang lebih lanjut dan memberikan dampak positif, baik untuk lingkungan maupun masyarakat sekitar.
(Vinsca Hardyanti)