Srikandi FISIP Unila dan Jejak Strategis di Lampung Tengah

Di tengah geliat pembangunan daerah yang menuntut inovasi dan kolaborasi lintas sektor, langkah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila) patut dicatat. Melalui program bertajuk “PDkT Srikandi FISIP Unila”, para akademisi perempuan dari kampus biru ini menapaki jalan baru kemitraan dengan pemerintah daerah. Titik awalnya: sebuah pertemuan penuh semangat dengan Bupati Lampung Tengah, 6 Mei 2025.
Tidak sekadar kunjungan seremonial, momen itu menjadi ajang diplomasi akademik yang membuahkan hasil konkret. Sang Bupati, dalam suasana diskusi yang hangat, menyampaikan komitmen pribadinya untuk melanjutkan pendidikan ke Program Doktor Studi Pembangunan di FISIP Unila. Lebih dari itu, ia juga menjanjikan penguatan kualitas birokrasi Lampung Tengah dengan mendorong beberapa pejabat pratama terbaik di lingkup pemerintahannya agar turut menempuh studi lanjutan di sana.
Langkah ini bukan hanya mencerminkan kehausan akan ilmu di kalangan pemimpin daerah, tetapi juga pengakuan terhadap kapasitas akademik FISIP Unila. Seperti diungkapkan oleh Dekan FISIP, Prof. Dr. Anna Gustina Zainal, M.Si, “Komitmen Bapak Bupati merupakan bukti nyata kepercayaan terhadap kualitas pendidikan kami. Ini sejalan dengan misi FISIP Unila sebagai kampus berdampak—yang bukan hanya menghasilkan lulusan berkualitas, tapi juga kontributor perubahan sosial.”
Program Doktor Studi Pembangunan sendiri dirancang sebagai ruang kajian interdisipliner, menyatukan aspek sosial, ekonomi, politik, dan budaya dalam kerangka pembangunan. Sebuah pendekatan yang sangat relevan dengan kebutuhan daerah, terutama ketika tantangan pembangunan semakin kompleks dan menuntut kebijakan berbasis riset.
Kehadiran para tokoh akademik seperti Dr. Barthoven Vivit Nurdin (Kaprodi Doktor Studi Pembangunan), Dr. Tina Kartika (Kaprodi Ilmu Komunikasi), serta Prof. Intan Fitri Meutia dan Devi Yulianti sebagai dosen program doktor, menambah bobot intelektual dari kunjungan ini. Mereka tidak hanya datang sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam mencetak pemimpin daerah yang berwawasan luas dan berdaya inovatif.
Apa yang dirintis Srikandi FISIP Unila hari itu tak sekadar penjajakan program studi. Lebih dalam, ini adalah ikhtiar mempertemukan dunia akademik dan dunia birokrasi dalam satu simpul kolaborasi: membangun daerah dengan pendekatan ilmiah dan transformasi sumber daya manusia. Bila komitmen ini terus berlanjut, bukan mustahil Lampung Tengah akan menjadi model bagaimana perguruan tinggi dan pemerintah daerah bisa berjalan beriringan untuk menciptakan kemajuan yang berkelanjutan.
Dalam lanskap pendidikan tinggi yang kerap terjebak dalam menara gading, inisiatif seperti ini memberi harapan. Bahwa kampus bisa menjangkau lebih jauh, tak hanya melalui publikasi ilmiah, tetapi juga melalui kemitraan nyata yang berdampak di ranah publik. (red_)