Asuransi untuk Nelayan Berjaya
Posted On 28/07/2023
0
89 Views
“Baru pertama kali ya kesini?” Tak menunggu jawaban kami, pejabat utama Eselon II di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan itu pun langsung menawarkan kopi sebagai media untuk mencairkan suasana.
“Ngopi ya, biar kita ngobrolnya santai,”ujar Perempuan bernama Liza Derni.
Melihat aura wajah dan perawakannya adalah sosok perempuan yang berkarakter, tegar, cekatan dan tegas. Walaupun dirinya mengakui dia adalah perempuan yang sensitif. Bahkan ia menceritakan pengalamannya saat didamprat oleh Gubernur Arinal Djunaidi terkait kinerjanya dinilai belum memenuhi ekspektasi sang pemimpin.
Pasca dikoreksi oleh Gubernur Arinal, dirinya memang sempat down dan terlintas dalam pikirannya untuk mundur dari Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Bahkan ketika ia menceritakan kejadian tersebut kepada sang suami, jawabannya bukan yang untuk menguatkan atau membela isterinya, lebih kepada membangun mindset dan karakter.
“Itukan merupakan risiko jabatan, tidak ada paksaan untuk menjadi Kepala Dinas,”ujar suami dari Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung tersebut dalam penuturan cerita Kepala DKP Lampung ini
Setelah itu, dirinyapun bertekad untuk memperbaiki diri dan kinerja dilingkungan wilayah kerjanya bersama staf dan jajarannya. Apa yang dilakukan oleh Gubernur adalah hal yang sangat wajar dan merupakan cambuk bagi dirinya.
Paparan demi paparan program kegiatan ia sampaikan kepada saya, Abung dan Bayumi yang sedang menjalankan ‘Misi Thawaf’ Perhimpunan Media Kreator Siber Indonesia (M-Kreasi). Dari sekian Kepala OPD dilingkungan Pemprov Lampung yang sudah kami datangi, bisa dikatakan, Ir. Liza Derni, MM, agak berbeda dari Kepala OPD lainnya. Dari pengamatan kami saat berbincang selama 1 jam, Liza adalah Kepala Dinas yang komunikatif, intelek dan menguasai pekerjaannya dibidang Kelautan dan Perikanan walaupun dirinya mengakui agak trauma ketika bertemu dengan wartawan. Tentu berbeda penilaian saat bertemu dengan kami.
“Ada 36.000 nelayan yang terdata oleh DKP diwilayah pesisir Provinsi Lampung, dimana 3.600 nelayan mendapatkan Premi Bantuan Iuran (PBI) yang tercover dalam Asuransi Nelayan pada Kartu Petani Berjaya”jelas Liza.
Dirinya pun menjelaskan, bahwa baru baru ini nelayan di pesisir barat mendapatkan manfaat dari Asuransi Nelayan tersebut saat mengalami kecelakaan kerja ketika sedang melaut. Nelayan tersebut mendapatkan Asuransi kurang lebih senilai Rp 130juta rupiah.
Uang senilai itu tentu tidak sedikit untuk membantu kehidupan keluarga sang nelayan. Liza berharap, partisipasi nelayan yang mendaftarkan diri pada Asuransi Nelayan KPB, masih terlalu sedikit dari target secara keseluruhan data nelayan Provinsi Lampung.
“Budaya hidup nelayan dan masyarakat pesisir yang laten menjadi tantangan bagi kami untuk membantu kehidupan nelayan. Program ini harus dilanjutkan, karena ini sangat bermanfaat bagi nelayan dan masyarakat pesisir yang mencari kehidupan di Laut”, ujarnya.
“Belum lagi didarat. Budidaya ikan yang tersinergi dengan program GEMARIKAN, tidak saja untuk menghapuskan angka stunting, akan tetapi bisa membantu kehidupan ekonomi bagi pembudidaya ikan baik hasil tangkapan ikan laut maupun ikan air tawar. Program re-stocking Pak Gubernur baru baru ini yang melepas bibit ikan belida sebanyak 1 juta ekor bibit, mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat. Antisipasi terhadap kesalahan dalam berproduksi atau hal hal yang bersifat musibah, tentu nantinya juga turut membantu para pembudidaya ikan air tawar,”ungkap Liza.
“Program Kusuka, tak ubahnya dengan asuransi nelayan di pesisir Lampung. Bantuan premi terhadap program Kusuka ini pun mendapatkan apresiasi dari pembudidaya ikan tawar,”ungkap Liza
Program program yang bermanfaat ini harus dilanjutkan jangan sampai kepemimpinan hari ini terinterupsi. “Ini harus dilanjutkan mas,”tegas Liza.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Banyak hal yang belum terkespose dari program program DKP Lampung. Hampir mendekati adzan Maghrib, kami pun undur diri dan menyempatkan untuk berfoto bersama. (Deni Kurniawan)