Mengenal Sosok Hendri Setiadi, Ketua AMSI Wilayah Lampung

Hendri Setiadi, atau yang akrab disapa Hendri, adalah seorang pria kelahiran Tanjung Karang, 7 Maret 1974. Ia tinggal di Jl. Untung Suropati, Labuan Ratu, Bandar Lampung. Hendri menikah pada tahun 1999 dan dikaruniai dua anak perempuan serta satu anak laki-laki.
Hendri menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Lampung, jurusan Pertanian, pada tahun 1997. Meski tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sejalan dengan profesinya saat ini, Hendri telah tertarik dengan dunia jurnalis sejak masih duduk di bangku SMP. Ia juga pernah bekerja di beberapa perusahaan media sebelum meneruskan karirnya sebagai wartawan hingga kini.
Hendri Setiadi telah berkecimpung di dunia jurnalistik profesional sejak tahun 1999. Sepanjang karirnya, ia juga aktif menulis beberapa buku, di antaranya adalah “Merajut Perjuangan,” yang mengisahkan tentang kader-kader PDI Perjuangan, novel “Kawan Lama”, serta tulisan mengenai Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan idolanya, Iwan Fals.
“Saya pernah menulis sebuah buku berkaitan dengan idola saya, yang tanpa sepengetahuan saya telah diperbanyak oleh orang lain. Namun, saya tidak marah, justru merasa senang karena banyak orang yang telah membaca buku tersebut,” ucapnya dengan senyum merekah.
Pada tahun 2011, saat perusahaan media di Lampung belum banyak yang berdiri, ia mengaku pernah dianggap sebagai ‘kutu loncat’ karena sering berpindah-pindah perusahaan. Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk membuka perusahaan medianya sendiri.
“Setiap perusahaan media memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dari setiap pengalaman itu saya belajar, kemudian saya mendirikan Tabloid Swara pada tahun 2012. Alhamdulillah, publikasi ini masih berlanjut sampai sekarang,” ucapnya saat ditemui di kantor AMSI wilayah Lampung pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Sejak berkiprah sebagai wartawan, Hendri Setiadi mengaku memiliki beberapa sosok inspirasi. Di antaranya adalah Goenawan Mohamad pendiri majalah Tempo, Wartawan Senior Mochtar Lubis, dan Pramoedya Ananta Toer.
Hendri juga menyampaikan pesan kepada generasi muda yang ingin terjun ke dunia jurnalistik. “Dunia jurnalis itu tidak jauh dari menulis berita. Layaknya sebuah handphone, agar bisa terus digunakan, ia harus selalu di-charge. Seorang jurnalis pun butuh ‘charger’ untuk mendukung kinerjanya, dan charger untuk seorang jurnalis adalah membaca.
Kelemahan wartawan muda saat ini adalah enggan membaca. Mereka sering beralasan tidak punya waktu, terlalu lelah, atau memiliki tuntutan lain, sehingga mengabaikan kebiasaan membaca. Padahal, di dunia jurnalistik, membaca dan menulis itu berpasangan.”
Selama menjabat sebagai ketua AMSI Wilayah Lampung, Hendri Setiadi memfokuskan program kerjanya pada literasi digital.
“Semua program AMSI harus merujuk pada literasi digital, baik itu Focus Grup Discussion (FGD), seminar, pelatihan dan lain-lain. Dengan demikian, ketika seseorang mengetik ‘Literasi Digital Lampung’ di Google, yang muncul adalah AMSI Wilayah Lampung,” jelasnya.
Selama empat tahun masa jabatannya, Hendri menyatakan bahwa tugasnya hanyalah meletakkan pondasi. Ia berharap siapapun yang menjabat sebagai ketua berikutnya bisa membangun organisasi AMSI sesuai dengan pondasi yang telah dibuatnya.
“Jangan sampai pondasi yang sudah saya buat kemudian digunakan untuk mendirikan bangunan yang tidak kokoh. Saya berharap, pada periode berikutnya, siapa pun yang terpilih tetap berada di jalur yang sama,” tutupnya.
Penulis: Suryani dan Waliyati (Mahasiswa Magang UIN Raden Intan Lampung)