Hasil Penilaian Kalianda Fair Tuai Protes

FAJARSUMATERA – Suasana meriah yang awalnya menyelimuti penutupan Kalianda Fair 2024 berubah menjadi kekecewaan mendalam.
Ribuan pengunjung dan peserta yang hadir menyaksikan pengumuman pemenang lomba stand terbaik dan UMKM terlaris justru pulang dengan perasaan kecewa dan mempertanyakan keadilan penilaian.
Sorotan tajam tertuju pada hasil penilaian yang dinilai tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat.
Beberapa stand desa yang menjadi favorit pengunjung dan dinilai memiliki konsep yang menarik justru terlewatkan dari penghargaan.
“Masa iya stand dengan modal banner bisa juara, ini depan kita yang dari desa pematang, desa pauh dan lain nya sudah jelas menjadi tempat berphoto para pengunjung malah tidak dapat nilai apa – apa,” ungkap salah seorang pengunjung asal Desa Merak Belantung.
Senada dengan hal itu, Edi, warga Desa Pematang, mengungkapkan keheranannya.
“Kami menang di event Kalianda Fair tahun ini, tapi yang menilai stand kami pengunjung bukan jurinya, hanya beda nya kami tidak di panggil naik panggung untuk jemput trofi nya,” ujarnya.
Protes serupa juga datang dari Sholihin, warga Desa Canggu.
“Saya heran kalau mau di bandingkan stand Desa Pauh Tanjung Iman desa Pematang dan lain nya itu lebih bagus standnya dari pada desa pemenang yang di umumkan kok bisa ngak juara ya,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Camat Kalianda Erman Suheri saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp menyatakan bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya keputusan penilaian kepada tim penilai.
“Nah, kita serahkan amanahnya ke tim penilai. Kita enggak ikut ikutan. Kita hargai pilihan mereka,” jawabnya singkat.
Namun, saat media mencoba mengkonfirmasi hal ini kepada Guspat (Abi), salah satu tim penilai, dan Syahruddin, Ketua APDESI Kecamatan Kalianda sekaligus ketua pelaksana Kalianda Fair, keduanya tidak memberikan respons.
Ketidaktransparanan dalam proses penilaian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang sportifitas dan objektivitas penyelenggaraan Kalianda Fair.
Beberapa pihak menilai bahwa ada indikasi kecurangan dalam penentuan pemenang.
“Apapun hasilnya kami terima, yang penting tidak pilih kasih untuk menjadi pemenang lomba desa ini,” ujar Edi.
“Pesan kami untuk event tahunan ini supaya lebih sportif. Semua wewenang juri atau tim penilai di event ini kedepan supaya lomba ini lebih berkarya junjunglah sportifitasnya,” tegasnya lagi.