Satu Warga Karangrejo Meninggal saat Boikot Truk Sampah

FAJARSUMATERA– Salah satu warga Kelurahan Karangrejo, meninggal dunia saat mengikuti armada truk pengangkut sampah kembali ke Taman Merdeka Metro.
Usai angkutan sampah ditolak oleh warga akibat pengelolaan sampah di TPAS Karangrejo tak kunjungi dibenahi oleh Pemkot Metro.
Meninggalnya warga Karangrejo itu, bernama Tri Handoko ( 50) thn kelahiran asli Karangrejo, membuat masyarakat gempar karena meninggalkan Tri Handoko secara mendadak, pada Senin, (28/04/2025) sekitar pukul 11.00 Wib.
Berdasarkan penelusuran Fajarsumatera.co.id di lapangan menyebutkan, almarhum Tri Handoko sebelumnya tidak mengidap penyakit apa-apa. Paginya, ujar Supriadi (75) seorang tokoh masyarakat Karangrejo almarhum masih mengkoordinir warga menolak kedatangan angkutan sampah Pemkot Metro.
“Dan, saat angkutan sampah Kota Metro kembali karena tidak diizinkan oleh warga memasuki kawasan TPA Karangrejo, almarhum mengiringi kendaraan angkutan sampah tersebut sampai depan Kantor Walikota,” urai Supriadi.
Diketahui, almarhum Tri Handoko yang membuka usaha perbengkelan di Jalan WR. Supratman Karangrejo, sudah bertahun- tahun merasa tersiksa akibat angkutan sampah yang setiap harinya melintas di depan rumahnya dan menyebar aroma tidak sedap.
Di sisi lain, sejak lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1446 H lalu, sebanyak 6 kasus kecelakan lalulintas (lalin) di depan rumahnya, Tri Handoko-lah yang menjadi orang pertama melakukan tindakan penyelamatan.
Seperti halnya Tri Handoko, tokoh warga Karangrejo Supriadi pun menurutnya hampir sama dengan Tri Handoko melakukan penanganan pertama korban kecelakaan di Jl WR Supratman.
Dengan meninggalnya Tri Handoko siang tadi, warga masyarakat Karangrejo terus berdatangan ke rumah duka, seakan tidak percaya berita kematian koordinator lapangan aksi pemblokiran angkutan sampah Kota Metro.
Salah satu keluarga Tri Handoko, Sudarsono menjelaskan almarhum tidak memiliki riwayat penyakit sebelum meninggal dunia, dan Almarhum Tri Handoko meninggalkan seorang isteri dan tiga orang putra-putri.
“Yang jelas selain kecapeaan mengurus aksi gotong royong menimbul lubang- lubang ruas Jl WR Supratman, dia juga langsung terjun ke jalan untuk menghadang dan mengembalikan angkutan sampah ke depan kantor walikota Metro,” terang Darsono—panggilan akrab tokoh daerah Lampung itu.
Dikatakan Darsono, ini pelajaran mahal yang harus mendapat perhatian serius pihak Pemkot Metro sebab masalah sampah dan Jalan WR Supratman bukan sekarang ini. Tapi, sudah bertahun-tahun.
Apa yang dikatakan Darsono, juga diakui oleh Supriadi yang mengatakan, di Karangrejo tidak ada pemerintahan. Baik Camat, Lurah apalagi walikota.
“Tida ada itu, di sini sudah tak pemerintahan,” ungkap Supriadi saat ditanyakan bagaimana sikap pemerintah Kota Metro menangani masalah sampah dan ruas jalan yang rusak yang tak pernah diperhatikan. (Rahmat)