Penimbun Limbah Batok Kelapa diduga ODGJ
Kota Metro– Limbah batok kelapa yang mencemari sumur warga ternyata berasal dari Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang menimbun limbah batok kelapa didalam rumahnya, yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur.
Hal itu terungkap, Saat Satpol-PP Metro bersama Dinas Lingkungan Hidup & Dinas Kesehatan Kota Metro melakukan pengecekan ke Lokasi pada Senin, (03/04/2023).
Kabid Penegak Perda Satpol PP Kota Metro, Yoseph Nenotaek mengatakan, hari ini pihaknya melakukan penertiban terhadap pedagang Es Dugan di Jalan Ahmad Yani, Iringmulyo, Simpang Kampus.
“Ini lokasinya memang kumuh, sudah berapa kali kami sampaikan kepada pemilik, namun pemilik ini kurang mengindahkan teguran kami. Sehingga tadi kami amankan di Kantor Dinas Sosial guna dilakukan pengecekan kejiwaan dan diduga pemilik tempat es dugan tersebut Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ),” ucap Yoseph.
Lebih lanjut Yoseph mengatakan bahwa, Setelah dilakukan pengecekan tadi kami melihat kondisi didalam rumah yang dipastikan sangat kumuh dan sampah bertumpukan didalam rumah. Dan diluar rumahnya banyak tumpukan limbah batok kelapa.
Yoseph menambahkan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas terkait untuk melakukan tes kejiwaan yang bersangkutan.
“Kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan tes kejiwaan yang bersangkutan,” pungkasnya. (Rahmat/Genta).
Sebelumnya diberitakan, Seorang warga Kelurahan Iring Mulyo, Kecamatan Metro Timur, atau tepatnya Simpang Kampus, Kota Metro mengeluhkan kondisi air sumur yang tercemar diduga berasal dari limbah batok kelapa.
Krisna Dewi (25 thn) warga RT/RW 007/015 Kelurahan Iring Mulyo menceritakan bahwa kondisi air sumurnya tercemar akibat dari tumpukan sampah limbah batok kelapa yang berasal dari tetangga sebelah yang berjualan es degan.
“Jadi, tetangga aku ini depan rumahnya di sewain buat jualan degan, tapi sampah degannya itu ga dibuang, di tarok belakang rumah, di tarok doang, di tumpuk bertahun-tahun,” ucap Krisna Dewi kepada awak media dihubungin via telepon, Jum’at, (31/03/2023) malam.
“Wahh, banyak banget kak. Luar biasa,
kalo ga banyak banget, ga mungkin air sumur saya sampe kayak es teh. Dan kondisi ini telah berlangsung lebih 5-6 tahun,” keluhnya.
Menurutnya, pihaknya telah melaporkan kondisi air sumurnya yang telah tercemar limbah kelapa kepada Pemerintah Kota Metro maupun ke instansi terkait. Namun tidak mendapatkan respon maupun tindaklanjuti dari Pemerintah Kota Metro.
“Sebelumnya sudah pernah saya laporin beberapa tahun yang lalu, ke Dinas Lingkungan Hidup, ke Dinas Kesehatan, Kelurahan, dan Kecamatan,” kesalnya.
“Tapi ga ada tindakan, katanya air sumur saya sehat, padahal waktu itu juga udh keruh, meskipun ga sekeruh sekarang. Dan ga ada tindakan juga sampahnya untuk diangkut atau diambil, malah nyalahin rumah saya katanya karena sumur saya sebelahan sama parit untuk aliran pembuangan air,” sambungnya.
Krisna Dewi menyampaikan bahwa, Dengan kondisi seperti ini, pihaknya terpaksa selama ini menggunakan air galon untuk kebutuhan minum, mandi dan cuci piring.
“Semuanya pake air galon, Pake air galon kebutuhan lainya juga,” ungkapnya.
Krisna Dewi berharap, Pemerintah Kota Metro melalui Dinas terkait dapat segera menindaklanjuti keluhan kami dan dapat memberikan sanksi kepada pedagang yang berjualan disekitar rumahnya.
“Harapannya OPD terkait langsung eksekusi aja, soalnya kalo dikasih teguran aja percuma, udah berkali-kali.
Makin hari sampahnya makin numpuk juga, dia disuruh langganan sampah sama Dinas Lingkungan Hidup juga ga mau,” pungkasnya (Rahmat).