Membaca, menulis dan berhitung untuk anak TK, Pentingkah?
Golden age sering kali kita sebut sebagai masa keemasan anak. Anak-anak generasi alpha saat ini berada dalam rentang usia sekolah. Masa ini merupakan periode yang penting dalam perkembangan otak anak. Mengutip teori Jean Piaget seorang filsuf dan ahli perkembangan dari Swiss menyebutkan bahwa kemampuan dan kecerdasan anak akan berubah seiring bertambahnya usia. Hal ini berdasarkan tahapan perkembangan kognitif Piaget:
1. Tahap Sensiromotor (usia 18-24 bulan), pada tahapan ini anak akan belajar mengenali dirinya sendiri. Anak akan belajar trial dan error yang didasarkan dari pengalamannya selama mengeksplorasi lingkungan.
2. Tahap Pra-operasional (usia 2-7 tahun), pada tahapan ini anak akan belajar mengingat dan mengembangkan imajinasinya. Anak juga memiliki kecenderungan untuk meniru cara bicara dan berperilaku orang sekitarnya.
3.Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), tahapan ini ditandai dengan perkembangan kemampuan logika berpikir anak melalui benda nyata/konkret.
4. Tahap Operasional formal (usia 12 tahun – dewasa), pada tahap ini, anak-anak akan belajar merencanakan, menggunakan logika untuk menyelesaikan masalah, dan berpikir secara abstrak.
Sebagai orangtua tentunya ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya termasuk soal pendidikan anak-anaknya. Orangtua berlomba-lomba memasukan anaknya kesekolah bergengsi. Hal ini dimulai dari anak memasuki sekolah taman kanak-kanak (TK). Harapan orangtuapun muncul dikala anaknya disekolahkan di TK yakni dapat membaca, menulis dan berhitung atau yang sering disebut dengan Calistung.
Fenomena ini muncul karena orangtua ingin memberikan bekal bagi anak saat memasuki sekolah dasar (SD) bahkan orangtua juga rela memasukan anaknya ketempat bimbel ataupun les. Data Badan Pusat Statistik tahun 2023 menyebutkan bahwa jumlah TK Negeri di Lampung sebanyak 109 dan TK swasta sebanyak 2.948 (Source: https://lampung.beta.bps.go.id/ ). Ini belum termasuk bimbingan belajar yang didirikan secara mandiri oleh personal.
Lalu, pentingkah CALISTUNG bagi anak?
Idealnya, anak usia dini hanya sebatas dikenalkan dalam membaca, menulis dan berhitung (CALISTUNG). Hal tersebut selaras dengan yang dipaparkan oleh Menteri Pendidikan Indonesia Bapak Nadiem Makarim, M.B.A bahwa telah terjadi miskonsepsi dimasyarakat terkait anak saat masuk SD yakni harus sudah bisa CALISTUNG. Standar Tingkat Pencapain Perkembangan Anak (STTPA) yang ada di PAUD bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan. Dalam STTPA Faktanya terdapat 6 aspek perkembangan yang harus dikembangkan pada anak usia dini, dimulai dari aspek kognitif, bahasa, sosial, fisik motorik, nilai agama & moral, serta seni. Ke enam aspek ini harus dikembangkan dengan cara bermain yang menyenangkan. Maka penting bagi TK untuk membangun kegiatan bermain sambil belajar yang menyenangkan sebagai pondasi awal pendidikan sehingga membentuk framing yang menyenangkan bagi anak.
Bagaimana cara yang dapat dilakukan agar anak tetap dapat dikenalkan tentang membaca, menulis dan berhitung?
Stimulasi yang tepat dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak akan menjadi point penting yang harus disadari oleh semua pihak, bermain sambil belajar melalui beragam media pembelajaran serta alat permainan edukatif dapat membantu anak dalam mengenal huruf maupun angka. Lingkungan belajar yang mendukung serta kerjasama yang dimulai dari orangtua, guru, dan lembaga menjadi hal penting dalam mengembangkan setiap aspek perkembangan anak.
PENULIS: Eka Mei Ratnasari
Dosen PAUD IAIN Metro