Bakpia Lampung Pia Hana Puan Rasanya Juara
FAJARSUMATERA — Pia Hana Puan yang semula bernama Pia Siger Lampung merupakan usaha kuliner yang didirikan oleh Arnida Santi sejak 2019 di Jalan Sultan Hasanudin, Gang Lamphong, Kelurahan Gunung Mas, Kecamatan Telukbetung Selatan, Bandar Lampung.
Meski baru mengusung nama Pia Siger Lampung beberapa tahun lalu, usaha ini sebenarnya telah dimulai sejak 1998, saat Arnida pertama kali memproduksi kue bakpia yang kala itu dikenal dengan nama “Kue Rontok”. Kue tersebut awalnya hanya dititipkan di warung-warung tanpa merek khusus.
Awalnya, produksi bakpia hanya menggunakan sekitar 2 kilogram tepung terigu per hari. Namun, seiring dengan meningkatnya minat konsumen, kapasitas produksi bertambah hingga mencapai 80 kilogram terigu per hari. Perjalanan bisnis ini sempat terhenti pada awal tahun 2000 akibat krisis moneter, sebelum akhirnya dilanjutkan kembali pada 2019 dengan konsep dan nama baru, Pia Siger Lampung.
“Saya mendirikan bisnis ini karena merasa bakpia yang kami buat sangat enak dan layak dipasarkan. Saat itu, di Lampung belum ada bakpia khas daerah ini, kebanyakan bakpia justru berasal dari Pulau Jawa. Maka dari itu, saya berpikir untuk membuat bakpia khas Lampung,” ungkap Arnida saat ditemui di kediamannya, Rabu (6/11/2024).
Alasan Arnida memilih bakpia sebagai produk utama tidak hanya karena kecintaannya dan keluarganya terhadap makanan ini, tetapi juga karena daya tahan bakpia yang cukup lama. Pia Siger Lampung dapat bertahan hingga 30 hari di suhu ruang tanpa bahan pengawet, membuatnya cocok dijadikan sebagai oleh-oleh khas Lampung.
Resep yang ia gunakan merupakan warisan turun-temurun dari ibunya, yang kemudian dimodifikasi untuk menghasilkan tekstur yang lebih garing dan lembut, namun tidak lengket di mulut. Hal inilah yang menjadi ciri khas Pia Siger Lampung dan membedakannya dari bakpia lainnya. “Kami menggunakan bahan-bahan premium tanpa pengawet, karena produk ini juga kami konsumsi sendiri, dan rasa yang kami nikmati itulah yang ingin kami jual,” ujarnya.
Pia Siger Lampung menawarkan berbagai varian rasa seperti Kacang Hijau, Cokelat, Keju, Pisang, dan Ubi Ungu. Menyambut bulan November, Arnida akan meluncurkan varian baru, yaitu bakpia kopi yang dijadwalkan hadir pada 11 November 2024. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 25.000 per kotak isi 10, untuk varian kacang hijau, ubi ungu, dan pisang. Sementara varian kopi, keju, dan cokelat dibanderol Rp 27.000 per kotak.
Produk Pia Siger Lampung dipasarkan melalui beberapa jaringan, termasuk reseller dan toko oleh-oleh khas Lampung, seperti Toko Damarian, Mahan Siwa, Pisang Shamiya, serta koperasi BUMN. Dalam menjalankan bisnisnya, Arnida dibantu oleh dua karyawan yang bertugas memanggang dan mengemas produk, sementara proses pengadonan masih dilakukan oleh Arnida sendiri. Saat ini, omset bersih yang diperoleh mencapai sekitar 5-6 juta rupiah per bulan.
Tantangan yang dihadapi dalam bisnisnya pun tidak sedikit. Beberapa toko oleh-oleh di Lampung sempat menolak produknya dengan alasan sudah ada bakpia dari Pulau Jawa. Namun, Arnida tetap berusaha memperkenalkan bakpia khas Lampung sebagai alternatif bagi wisatawan yang datang dari luar daerah.
Pada 11 November 2024 mendatang, Arnida akan resmi mengganti nama Pia Siger Lampung menjadi Pia Hana Puan. Pergantian nama ini dilakukan untuk keperluan pematenan merek, karena nama “Siger” tidak dapat didaftarkan. Dengan perubahan ini, ia berharap Pia Hana Puan benar-benar bisa menjadi “Juaranya Bakpia Lampung” dan menjadi pilihan utama wisatawan yang berkunjung ke Lampung.
Selain melalui toko oleh-oleh, Pia Hana Puan juga dipasarkan secara daring melalui reseller, aplikasi online seperti Shopee, TikTok @hanapuan3, Instagram @piahanapuan, serta melalui WhatsApp +62 858-9018-3698.
Di akhir wawancara, Arnida berpesan kepada para pebisnis muda untuk berani mengejar passion. “Kalau memang itu hobi, kenapa tidak dijadikan cuan? Apa pun yang kita suka, jadikanlah peluang usaha, dan lakukanlah dengan konsisten,” tutupnya. (Suryani)