Midang Morge Siwe Meriah, Bupati OKI Tidak Ditempat
FAJARSUMATERA, OKI – Setelah Tiga tahun Budaya/tradisi Midang Morge Siwe (Sembilan Marga) tidak dilaksanakan dikarenakan Covid-19, di Tahun 1444 H/2023 M Tradisi Midang Morge Siwe yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kemendikbud RI serta telah mendapat sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari pemerintah pusat sebagai khasanah kekayaan budaya masyarakat Kayuagung kini di lakukan kembali oleh masyarakat Kayuagung.
Namun sangat disayangkan, acara Midang Morge Siwe perdana ini tidak disambut oleh Bupati OKI, Iskandar SE bahkan Wakil Bupati OKI, Muhammad Djakfar Shodiq, padahal ditahun-tahun sebelumnya, Midang ini langsung disambut meriah dan antusias oleh Bupati atau Wakil Bupati OKI.
Hal tersebut menjadi sorotan masyarakat OKI khususnya yang ikut Midang Morge Siwe, apalagi dalam Midang ini masyarakat harus menanggung sendiri biaya yang dikeluarkan bahkan untuk menutupi kekurangan biaya Midang yang hanya dibantu oleh Pemda melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI Rp.11 juta yang setelah dipotong PPh dan PPn tinggal Rp.9,6 juta untuk tiap-tiap kelurahan di Kayuagung yang jumlahnya ada 11 kekurahan. Akibatnya pihak panitia penyelenggara Midang di kelurahan masing-masing terpaksa melakukan penggalangan dana kepada masyarakat atau donatur lainnya demi suksesnya acara Midang tersebut.
Menanggapi hal tersebut,
Sekretaris DPD PGK OKI Rivaldy Setiawan yang juga salah satu warga Kayuagung mengungkapkan kekecewaannya terhadap Bupati OKI yang tidak dapat hadir pada Midang perdana Morge Siwe pasca covid 19 lalu.
” Kemana Bapak Bupati OKI, H.Iskandar, SE padahal Tradisi/budaya Midang Morge Siwe, yang dilaksanakan hari pertama kami selaku pemuda sangat antusias mengikutinya setelah kita dilanda covid 19 beberapa tahun tidak dilaksanakan. Kami masyarakat Kabupaten OKI khususnya masyarakat Kayuagung belum terlihat ataupun ketemu dengan bapak Bupati OKI. Padahal ajang Midang ini menjadi ciri khas budaya OKI,” ujarnya.
Lanjutnya, padahal ini moment tahunan dan Midang ini juga rutenya mengeliling kesembilan kelurahan yang ada di kayuagung. Demi terlihat dan mendapat suport dari Pemkab OKI atau Bupati OKI secara langsung biar panas dan hujan hal ini tidak dihiraukan oleh peserta midang.
“Dengan tidak adanya Bupati OKI dirumah dinasnya itu, kami selaku masyarakat sangat kecewa. Padahal beliau akan mengakhiri masa jabatanya 2 periodenya tahun ini. Namun tidak dapat memberikan kesan terbaik kepada masyarakat OKI”, cetusnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah OKI H. Husin dalam sambutannya mengatakan Midang ini merupakan bagian dari upaya kita melestarikan adat budaya yang menjadi kearifkan lokal dan ciri khas masyarakat Kayuagung Ogan Komering Ilir. Event ini telah menjadi kegiatan tahunan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI Ahmadin Ilyas mengatakan rangkaian Midang tahun ini sudah dimulai sebelum Ramadan lalu melalui lomba busana virtual.
“Seiring perkembangan zaman midang tahun ini dikemas lebih meriah, melibatkan anak-anak muda agar mencitai budayanya, kita gelar perlombaan busana secara virtual,” terang dia.
Lanjutnya, Kalau mudik ya midang ini kita nanti-nanti, Alhamdulilah meski zaman berubah adat budaya ini tetap terjaga dan kami Saya mengapresiasi Pemkab OKI, ungkapnya.
Berdasarkan pantauan awak media ini dilapangan, dirumah Dinas Bupati OKI sebagai pemberi suport hanya dihadiri oleh, Ketua Tim PKK OKI Hj. Lindasari Subrata, Sekda OKI H. Husin, Asisten 1 Setda OKI, H.Antonius Leonardo Kepala OPD dan Tokoh Masyarakat OKI yang sempat hadir.
(Aliaman)